Kamis, 06 November 2008

Ada Candi di Lereng Bromo

Andai saja laporan Soekarno tidak ”terselip” di rimba birokrasi, keberadaan Candi Sanggar di lereng Gunung Bromo, tepatnya di Dusun Wonogriyo, Desa Pusungmalang, Kecamatan Puspo, Pasuruan, Jawa Timur, seharusnya sudah terkuak sejak 20 tahun lalu.

Kini, keinginan Soekarno untuk menyelamatkan candi tersebut sudah terpenuhi. Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta telah mengirim satu tim yang diketuai oleh Dra TM Rita Istari dan melibatkan Balai Pelestarian dan Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Timur, 20 Juni-1 Juli 2005.

Penelitian yang dilakukan tim Balar Yogyakarta memang bermula dari kepedulian Soekarno, guru SD Bulukambang, Kecamatan Lumbang, Pasuruan. Dia prihatin dengan adanya tinggalan berupa runtuhan batu-batu candi, arca-arca, pecahan-pecahan gerabah dan keramik di suatu lokasi di atas bukit di lereng Gunung Bromo.

Sebenarnya, Soekarno sudah melaporkan situs yang berada di tengah hutan dan ladang penduduk tersebut sejak 1985. Laporan itu ia tembuskan ke berbagai instansi terkait di sana. Namun, entah mengapa laporan itu tidak mendapat tanggapan, hingga akhirnya (2004) laporan tulisan tangan Soekarno sampai di Balar Yogyakarta.

Tim dari Balar Yogyakarta yang mendatangi tempat tersebut memang menemukan bahwa di lokasi berketinggian 1.340 meter dari atas permukaan laut itu pernah berdiri bangunan candi. Hanya saja, temuan- temuan arca yang sebelumnya dilaporkan keberadaannya sudah lama dicuri atau dibuang orang. Penduduk menyebut situs ini sebagai punden atau Candi Sanggar. Sanggar merujuk pada sebuah tempat untuk pemujaan.

Kepala Balar Yogyakarta Harry Widianto mengungkapkan, temuan tersebut menjadi istimewa karena hingga kini masih merupakan satu-satunya candi yang ditemukan di lereng Gunung Bromo. Berbeda dengan lereng-lereng di Gunung Penanggungan, Gunung Semeru, dan Gunung Arjuna yang sudah banyak ditemukan candi-candi besar maupun kecil.

Hasil penggalian tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta menunjukkan, situs Candi Sanggar ini terdiri atas tiga bagian: bagian terendah, tengah, dan atas. Arah hadap candi ke Gunung Bromo. Di bagian terendah terdapat lempengan-lempengan batu pipih semacam lantai halaman. Di bagian tengah ditemukan sebuah angka tahun, tulisan dan huruf Jawa kuno terpahat pada salah satu sisi batuan candi berukuran 72 x 74 cm.

Ditemukan pula temuan in-situ yang masih terletak di dalam tanah lebih kurang sedalam 40 cm, dan terbaca angka 1267 Saka atau 1345 Masehi. Di permukaan tanah di sekitar lokasi candi ditemukan pula sebuah angka tahun terpahat pada salah satu sisi umpak batu setinggi 30 cm dan dapat dibaca angka 1431 Saka atau 1509 Masehi.

Dari dua angka tahun yang ditemukan, diduga candi tersebut dibangun antara abad XIV dan abad XVI, yaitu pada masa pemerintahan Raja Majapahit yang bernama Tribhuwana Wijayottunggadewi (1328-1350) dan pada masa pemerintahan Raja Majapahit terakhir, yaitu Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya (1474-1519). (INE)
http://www2.kompas..com/kompas-cetak/...ra/1938173.htm

Tidak ada komentar: