Jumat, 12 Desember 2008

Aksara Nusantara

Aksara Nusantara merupakan beragam aksara / tulisan yang pernah digunakan di Nusantara sebelum dikenalnya Aksara Arab dan Aksara Latin. Digunakannya aksara-aksara ini oleh leluhur Bangsa Indonesia dapat dirunut hingga sekitar abad ke-4, dengan ditemukannya prasasti-prasasti dan naskah peninggalan kerajaan-kerajaan terdahulu.

Aksara Nusantara adalah beragam aksara yang secara khusus dipergunakan di Nusantara atau muncul di daerah ini. Aksara-aksara Nusantara merupakan turunan dari Aksara Pallawa yang berkembang di India bagian selatan. Aksara Pallawa sendiri merupakan turunan dari Aksara Brahmi. Aksara Brahmi ini adalah cikal bakal semua aksara di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Bukti tertua mengenai keberadaan Aksara Nusantara ini berupa tujuh buah yupa (tiang batu untuk menambatkan tali pengikat sapi) yang bertuliskan prasasti mengenai upacara waprakeswara yang diadakan oleh Mulawarmman, Raja Kutai di daerah Kalimantan Timur. Tulisan pada yupa-yupa tersebut menggunakan Aksara Pallawa dan Bahasa Sanskrta. Berdasarkan tinjauan pada bentuk huruf Aksara Pallawa pada yupa, para ahli menyimpulkan bahwa yupa-yupa tersebut dibuat pada sekitar Abad IV.

Sebagaimana halnya dengan identitas budaya lokal di Nusantara, maka pada masa kini Aksara Nusantara merupakan salah satu warisan budaya yang nyaris punah. Oleh karena itu, beberapa pemerintah daerah yang merasa tergugah untuk menjaga kelestarian budaya tersebut membuat peraturan-peraturan khusus mengenai pelestarian aksara daerah masing-masing. Latar belakang inilah yang akhirnya antara lain menjadi dasar munculnya Aksara Sunda Baku.

Aksara Nusantara Asli

Zaman Klasik :

  • Aksara Pallawa
  • Aksara Siddhamatrka
  • Aksara Kawi (Aksara Jawa Kuna)

Zaman Pertengahan :

  • Aksara Buda
  • Aksara Sunda Kuna
  • Aksara Proto-Sumatera

Zaman Kolonial :

  • Aksara Batak (Surat Batak)
  • Aksara Rencong (Aksara Kerinci)
  • Aksara Lampung (Had Lappung)
  • Aksara Jawa (Aksara Jawa Baru / Hanacaraka)
  • Aksara Bali
  • Aksara Lontara (Aksara Bugis-Makassar)
  • Aksara Baybayin
  • Aksara Buhid
  • Aksara Hanuno’o
  • Aksara Tagbanwa

Zaman Modern :

  • Aksara Sunda Baku

Variasi

Seiring perubahan zaman, budaya, dan bahasa masyarakat penggunanya, suatu aksara dapat mengalami perubahan jumlah huruf, bentuk huruf maupun bunyinya, walaupun tetap saja dianggap sebagai bagian dari aksara induknya; atau dengan kata lain, tidak terpecah menjadi aksara baru. Demikianlah misalnya Aksara Arab yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Arab sedikit berbeda dengan Aksara Arab yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Melayu, atau juga Aksara Latin yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Latin sedikit berbeda dengan Aksara Latin yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Jerman. Dalam perjalanan sejarahnyapun Aksara Nusantara tidak luput dari kecenderungan untuk memunculkan variasi-variasi baru yang tetap mempertahankan kaidah inti aksara induknya.

Beberapa variasi Aksara Nusantara antara lain :

  • Variasi Aksara Kawi (Aksara Jawa Kuna)
    • Aksara Kayuwangi : Aksara ini merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk membundar miring. Disebut Aksara Kayuwangi karena variasi ini banyak dijumpai pada prasasti dari sebelum hingga setelah masa pemerintahan Rakai Kayuwangi, Raja Mataram (855 - 885). Oleh para ahli epigrafi Indonesia, variasi ini dianggap sebagai jenis tulisan Kawi yang paling indah.
    • Aksara Kuadrat : Aksara ini merupakan Aksara Kawi yang ditulis dengan bentuk huruf menyerupai kotak / bujursangkar. Dari situlah variasi ini memperoleh namanya. Variasi ini banyak dijumpai pada prasasti dari masa Kerajaan Kediri dan Kerajaan Singasari.
    • Aksara Majapahit : Aksara ini merupakan Aksara Kawi yang tiap hurufnya ditulis dengan banyak hiasan sehingga kadang kala sulit dikenali / sulit dibaca. Disebut Aksara Majapahit karena variasi ini banyak dijumpai dari masa Kerajaan Majapahit.
  • Variasi Aksara Batak
    • Aksara Toba : Variasi ini merupakan Aksara Batak yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Toba.
    • Aksara Karo : Variasi ini merupakan Aksara Batak yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Karo.
    • Aksara Dairi : Variasi ini merupakan Aksara Batak yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Dairi.
    • Aksara Simalungun : Variasi ini merupakan Aksara Batak yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Simalungun.
    • Aksara Mandailing : Variasi ini merupakan Aksara Batak yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Mandailing.
  • Variasi Aksara Jawa
    • Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Jawa Baru.
    • Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Jawa Kuna.
    • Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Jawa dialek Banten.
    • Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Jawa dialek Cirebon.
    • Aksara Jawa untuk menuliskan Bahasa Sunda / Aksara Sunda Cacarakan.
  • Variasi Aksara Bali
    • Aksara Bali untuk menuliskan Bahasa Bali Baru.
    • Aksara Bali untuk menuliskan Bahasa Bali Kuna.
    • Aksara Bali untuk menuliskan Bahasa Sasak.
  • Variasi Aksara Lontara
    • Aksara Bugis : Variasi ini merupakan Aksara Lontara yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Bugis.
    • Aksara Makassar : Variasi ini merupakan Aksara Lontara yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Makassar.
Berkas:Silsilah_AN.jpg
Silsilah Aksara Nusantara "Asli"

Aksara Lainnya

  • Huruf Arab
    • Huruf Jawi
    • Pegon
  • Abjad Latin
    • Ejaan Van Ophuijsen
    • Ejaan Soewandi
    • EYD

Tidak ada komentar: