Senin, 01 Desember 2008

Bahasa Simalungun

Bahasa Simalungun atau sahap Simalungun (dalam bahasa Simalungun) adalah bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Dairi, Medan, hingga ke Tapanuli di Indonesia.

Penelitian P. Voorhoeve (seorang ahli bahasa Belanda, pernah menjabat sebagai taalambtenaar Simalungun tahun 1937) menyatakan bahwa bahasa Simalungun merupakan bagian dari rumpun Austronesia yang lebih dekat dengan bahasa Sansekerta yang mempengaruhi banyak bahasa daerah lain di Indonesia.

Kedekatan ini ditunjukkan dengan huruf penutup suku mati:

1. "Uy" dalam kata babuy dan apuy.
2. "G" dalam kata dolog.
3. "B" dalam kata abab.
4. "D" dalam kata bagod.
5. "Ah" dalam kata babah atau sabah.
6. "Ei" dalam kata simbei.
7. "Ou" dalam kata lopou atau sopou.

Pandangan umum mengkategorikan Bahasa Simalungun sebagai bagian dari Bahasa Batak, namun Uli Kozok (filolog) mengatakan bahwa secara sejarah bahasa ini merupakan cabang dari rumpun selatan yang berbeda/terpisah dari bahasa-bahasa Batak Selatan sebelum terbentuknya bahasa Toba atau Mandailing.[3]. Beberapa kata dalam Bahasa Simalungun memang memiliki persamaan dengan bahasa Toba atau Karo yang ada di sekitar wilayah tinggalnya suku Simalungun, namun Pdt. Djaulung Wismar Saragih menerangkan bahwa ada banyak kata yang penulisannya sama dalam bahasa Simalungun dan Toba namun memiliki makna yang berlainan.[4]

Dialek dan Ragam Bahasa

Henry Guntur Tarigan membedakan dialek bahasa Simalungun ke dalam 4 macam dialek:[5]

1. Silimakuta.
2. Raya.
3. Topi Pasir (Horisan).
4. Jahe-jahe (pesisir pantai timur).

Tidak ada komentar: